RAKOR PENGENDALIAN INFLASI DAERAH UPDATE DATA IPH MINGGU KE 3 FEBRUARI 2024 DAN PROGRAM SIGAP SPHP BULOG

Bengkulutengah,kabar-one.com – Pj Bupati Bengkulu Tengah Dr. Heriyandi Roni, M.Si bersama Staf Ahli serta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) mingguan bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia melalui zoom di Ruang Rapat Bupati (RRB), Senin (19/02/2024).

Rakor dipimpin oleh Inspektorat Jenderal Kemendagri Komjen Pol Drs. Tomsi Tohir, M.Si yang diikuti oleh para Menteri/Kepala Negara Pemerintah non Pemerintah, Gubernur, Bupati, Walikota se-Indonesia dan segenap undangan lainnya.

Dalam arahannya Tomsi Tohir menyampaikan agar rapat fokus pada pencarian solusi, tidak perlu penjelasan terlalu panjang dan memakan waktu.

“Dalam rakor ini kita harus menghasilkan suatu keputusan yang sama-sama kita dengar, lalu disampaikan kepada pimpinan dan kemudian baru kita laksanakan, tidak perlu beradu data dan rapat yang terlalu lama jika harga diluar sana tetap naik” ujarnya.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudhi Ismartini memaparkan data terkait tinjauan inflasi dan Indeks Perkembangan Harga (IPH) minggu ketiga bulan Februari 2024. Berdasarkan data SP2KP pencatatan 12,13 dan 15,16 Februari 2024 secara nasional jumlah Kabupaten/Kota yang alami kenaikan terus meningkat dibanding minggu-minggu sebelumnya.

“Dari 68.14% Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera, Ogan Komering Ulu Selatan mengalami kenaikan IPH tertinggi dengan nilai 4.28% komoditas penyumbang andil terbesar didominasi oleh cabai merah, Beras dan Daging Ayam Ras”

Secara kumulatif harga cabe merah naik dengan disparitas harga cukup besar. Harga rata-rata nasional Rp.55.359 namun sebanyak 41% Kabupaten/Kota memiliki harga lebih tinggi diatas rata-rata nasional dan 45% dengan harga lebih rendah. Sebanyak 20% wilayah di Indonesia alami kenaikan beras diatas harga rata-rata nasional yakni Rp.14.380.

Direktur Serealia Tanaman Pangan Dr. Moh. Ismail Wahab menyampaikan beberapa langkah yang perlu dilakukan masing-masing Pemda untuk mengendalikan inflasi padi diantaranya, meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) Padi dari IP 100 menjadi IP 200, IP 200 menjadi IP 300, dan IP 300 menjadi IP 400 kemudian dimasifkan. Meningkatkan Perluasan Area Tanam (PAT) Padi dengan mengoptimalkan lahan. Meningkatkan penggunaan benih padi Varietas Unggul Baru (VUB). Penggunaan pupuk secara tepat. Memaksimalkan penggunaan alsintan pra tanam/pasca panen, off taker RMU. Memaksimalkan pendampingan oleh penyuluh pertanian, POPT, DPI. Memanfaaatkan KUR pertanian dan asuranai pertanian. Serta memonitoring stok beras secara berkala.

Kadiv Pengadaan CPP Cahyaningtiyas Rispinatri menyampaikan untuk menjaga harga pasar BulogĀ  merealisasikan kegiatan SIGAP SPHP yaitu menambahkan pasokan beras ke pasar melalui SPHP dengan harga jual maksimal HET Cadangan Beras Pemerintah di pengecer pasar tradisional dan sekitarnya serta ritel modern.

“Bantuan pangan ini dilaksanakan mulai dari Januari hingga Juni 2024 sasaran kelompok penerima bantuan pangan meningkat menjadi 22.004.007 kelompok, dengan alokasi 10kg / kelompok PBP per bulan alolasi”. Demikian.(**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *