Kekerasan Pada Belasan Pelajar SMAN Bengkulu Tengah 

Kabaronlinenews.com – Kekerasan terhadap belasan murid dilingkungan sekolah kembali terjadi, kekerasan yang dilakukan seorang guru honorer di SMAN Kabupaten Bengkulu Tengah,membuat kecewa orang murid bersangkutan. Guru Olahraga berstatus honorer tersebut berinisial SR dilaporkan wali murid melakukan tindakan kekerasan bahkan penganiayaan terhadap belasan murid yang disebakan murid_murid tersebut tidak membawa sarana olahraga berupa raket yang diperintah guru olahraga honorer tersebut.

 

Akibatnya saat jam pelajaran olahraga satu kelas yang berisi 25 orang murid setengah atau sekitar 12 murid yang tidak membawa raket, diberi hukuman dengan di jemur dibawah terik matahari hampir dua jam dilapangan sekolah.

 

Berikutnya belum puas atas hukuman menjemur murid, guru olahraga honorer tersebut memukul fisik murid menggunakan tangkai raket sekuat tenaga sekuat tenaga. Sehingga mengakibatkan beberapa bagian tubuh murid menjadi lebam – lebam,lecet bahkan ada salah satu murid yang tidak bisa berjalan dan sempoyongan.Ini disampaikan salah seorang murid yang sempat sakit beberapa hari karena trauma pukulan raket sang guru honorer.

 

Bahkan salah seorang wali murid menjelaskan, dirinya sangat menyesali kekerasan fisik yang dilakukan guru olahraga honorer tersebut. Karena kekerasan dilingkungan sekolah sangat bertentangan dengan tujuan pendidikan menjadikan manusia yang cerdas dan beradab.

 

 

Tindakan guru Olahraga honorer tersebut yang tak pantas didunia pendidikan sebab itu dirinya selaku orang tua murid korban pemukulan akan melakukan somasi agar guru honorer tersebut meminta maaf dan bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dilakukan kepada murid – murid yang telah dipukulinya.

 

Pantauan di lapangan Senin (28/8) beberapa wartawan yang mendatangi salah seorang murid yang menjadi korban kekerasan terlihat jelas kedua kaki murid tersebut di bagian betis dan paha, lebam_lebam menghitam dan memar. Murid tersebut sempat dibawa berobat ke rumah sakit terdekat karena kondisinya sempat meriang lebamnya nyeri.

 

 

Informasi yang beredar dikalangan murid SMAN Benteng tersebut guru Olahraga honorer berinisial SR , memang kerap kali menggunakan tindakan fisik yang tidak pantas sebagai bentuk disiplin terhadap murid-muridnya. Beberapa tindakan yang dilaporkan mencakup pukulan dan kekerasan lainnya.

 

 

Dimana pegawasan oleh pihak sekolah terhadap guru yang mengajar di sekolah tersebut, sampai terjadi kekarasan yang tidak terpuji selayaknya seorang guru.

Kalau guru berpikir jernih tidak sewajarnya seorang guru melakukan kekerasan dengan kesalahan sekecil itu yang di lakukan murid tersebut.bisa juga di beri teguran,peringatan dan di beri hukuman ringan.

 

 

Kepala sekolah SMAN, Af ketika dikonfirmasi Senin(28/8) mengaku belum bertemu dengan guru olahraga honor sejak kejadian Sabtu (26/8) karena dirinya sibuk menerima tamu. Meski demikian pihak sekolah sudah merespons laporan dengan mengadakan investigasi internal.

 

“Sekolah kami selalu menjunjung tinggi prinsip pendidikan yang aman dan nyaman bagi semua murid. Kami akan melakukan tindakan tegas terhadap guru yang terbukti melakukan kekerasan terhadap murid,. Tunggu saja kami sudah menurunkan tim” ujarnya.

 

Dalam situasi ini, pihak sekolah mengimbau kepada seluruh murid dan orang tua untuk melaporkan segala bentuk kekerasan atau tindakan tidak pantas yang terjadi di lingkungan sekolah. Mereka juga menyediakan saluran komunikasi terbuka untuk menerima laporan dan pengaduan terkait hal ini.

 

Tetapi sampai sekarang ini tidak ada konfirmasi selanjutnya dari pihak sekolah untuk tidak lanjut kasus pemukulan terhadap anak murid yang di lakukan oleh guru olahraga honorer tersebut. Apakah diberi sanksi teguran bahkan pemecatan. Karena tindakan kekerasan atau penganiayaan ada unsur pidana.

Kita berharap dengan dinas pendidikan Bengkulu tengah untuk mengawasi seluruh sekolah dan guru-guru agar tidak terulang lagi kekerasan terhadap anak murid agar citra terhadap guru tidak tercoreng dengan guru yang tidak bertanggung jawab

Pihak berwenang diharapkan dapat mengusut tuntas kasus ini agar tidak terulang kembali.(Rep)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *